Sudah dengar HotNews pagi ini? Ya pagi ini, kita dikejutkan dengan kepulan asap membumbung tinggi di langit Jogja dan sekitarnya.
Gunung Merapi di Yogyakarta mengalami aktivitas erupsinya pada pagi ini, Jumat (11/5/2018) pukul 7.45 WIB.
Gunung yang hampir 8 tahun tertidur ini mengalami erupsi freatik.
Hal ini mengakibatkan keluarnya kepulan asam yang membumbung setinggi 5.500 meter.
Asap ini terlihat semakin jelas di puncak Merapi karena cuaca langit tampak begitu cerah.
Lalu apa artinya erupsi freatik dan seberapa besar bahayanya?
Dikutip dari gurugeografi.id, erupsi ini terjadi karena peranan uap sebagai akibat dari sentuhan air dengan magma secara langsung maupun tidak langsung.
Air ini bisa datang dari danau kawah, air laut, atau air hujan yang meresap.
Freatik datangnya tidak bisa diprediksi sehingga masyarakat yang tinggal di daerah zona berbahaya baiknya untuk waspada.
Letusan ini tidak akan merusak karena yang dikeluarkan dominan berupa abu vulkanik, pasir dan batu kecil.
Oleh karena itu, sebagian daerah di sekitar Gunung Merapi mengalami dampak terkena hujan abu vulkanik.
Perlu diketahui, erupsi jenis freatik ini berbeda dengan erupsi magmatik.
Erupsi magmatik mampu mengeluarkan bahan-bahan utama yang berasal perut Merapi.
Erupsi ini juga berupa erupsi eksplosif atau efusif.
Bebatuan besar dan panas dari perut bumi akan keluar melalui celah dan retakan kubah.
Jika terjadi berulang-ulang, maka dipastikan letusan dahsyat akan terjadi.
Erupsi magmatik ini ada tanda-tandanya dan bisa terukur.
Seberapa besar bahayanya?
Berbeda dengan erupsi magmatik yang lebih berbahaya, erupsi freatik tidak terlalu membahayakan.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani menyebutkan kepulan asap Merapi pagi ini merupakan letusan freatik.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kasbani memastikan jenis letusan tersebut bukanlah letusan berbahaya.
"Letusan berlangsung tiba-tiba. Jenis letusan ini tidak berbahaya dan dapat terjadi kapan saja pada gunungapi aktif," ujar Kasbani melalui keterangan resminya, Jumat (11/5/2018).
Dirinya juga mengatakan jika letusan atau erupsi Merapi ini hanya berlangsung sebentar dan tidak diikuti erupsi susulan.
Semoga semuanya baik-baik saja ya guys.
Sumber: Tribunnews.com