Kabar gembira datang dari Taman Sakura yang berada di Lereng Gunung Lawu, tepatnya di Cemoro Kandang, Tawangmangu, Karangnyar. Beberapa pohon Sakura di kawasan tersebut sudah mulai memunculkan bunga berwarna merah muda.
"Ini baru latihan berbunga," kata Kepala Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Surakarta Eka Muhammad saat ditemui, Sabtu 23 Juni 2018. Pada awal tahun lalu, mereka menanam 63 pohon sakura di taman seluas 1,2 hektar itu.
Bunga yang mekar memang belum banyak. Masih perlu penglihatan yang seksama untuk menemukan bunga itu. Dari 63 pohon, baru dua diantaranya yang telah menghasilkan bunga.
Meski demikian, mekarnya beberapa bunga sakura itu dianggap telah menunjukkan progress yang positif. "Mudah-mudahan Januari besok bisa mulai banyak yang mekar," katanya.
Untuk mempersiapkan pohon sakura yang ditanam tersebut mereka terlebih dahulu melakukan riset bekerja sama dengan Perum Perhutani sebagai pemilik lahan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Sebelas Maret, serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Spesies yang ditanam di sini sama dengan yang berada di Kebun Raya Cibodas," kata Eka. Spesies Prunus cerasoides itu memiliki dua musim berbunga, yaitu Juli-Agustus dan Januari-Februari.
Sakura yang ditanam di Gunung Lawu itu memang memiliki spesies berbeda dengan Sakura yang tumbuh di Jepang yang biasa disebut dengan cherries blossom. "Namun bentuk pohon dan bunganya sama karena memang memiliki genus yang sama," katanya.
Sumber: travel.tempo.com
"Ini baru latihan berbunga," kata Kepala Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Surakarta Eka Muhammad saat ditemui, Sabtu 23 Juni 2018. Pada awal tahun lalu, mereka menanam 63 pohon sakura di taman seluas 1,2 hektar itu.
Bunga yang mekar memang belum banyak. Masih perlu penglihatan yang seksama untuk menemukan bunga itu. Dari 63 pohon, baru dua diantaranya yang telah menghasilkan bunga.
Meski demikian, mekarnya beberapa bunga sakura itu dianggap telah menunjukkan progress yang positif. "Mudah-mudahan Januari besok bisa mulai banyak yang mekar," katanya.
Untuk mempersiapkan pohon sakura yang ditanam tersebut mereka terlebih dahulu melakukan riset bekerja sama dengan Perum Perhutani sebagai pemilik lahan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Sebelas Maret, serta Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Spesies yang ditanam di sini sama dengan yang berada di Kebun Raya Cibodas," kata Eka. Spesies Prunus cerasoides itu memiliki dua musim berbunga, yaitu Juli-Agustus dan Januari-Februari.
Sakura yang ditanam di Gunung Lawu itu memang memiliki spesies berbeda dengan Sakura yang tumbuh di Jepang yang biasa disebut dengan cherries blossom. "Namun bentuk pohon dan bunganya sama karena memang memiliki genus yang sama," katanya.
Sumber: travel.tempo.com