Sukses menjalankan bisnis bisa diraih siapa saja, bahkan oleh seorang pengamen. Contohnya seperti kisah Gally Rangga, lelaki asal Kota Bandung yang juga merupakan mantan pengamen ini sukses berbisnis sepatu kulit dengan omzet Rp 200 juta per bulan.
Gally yang tumbuh di jalan memiliki kesukaan musik bergendre rock, sehingga Gally menyukai gaya tampilan yang garang, dari mulai baju bernuansa gelap, celana jeans sobek-sobek sampai sepatu kulit. Dari ceritanya, hanya sepatu kulit yang tidak bisa ia beli, karena pada zaman dulu harga sepatu kulit sangat mahal dan Gally tidak bisa membelinya.
Untuk menunjang penampilannya, Gally pun berinisiatif membuat sendiri sepatu kulit. Dari beberapa relasi anak jalanan yang dikenalnya, Gally mencari tukang pembuat sepatu lokal. Namun setelah dicari sampai ke pabrik sepatu kulit lokal, masih saja harganya mahal.
Setelah itu, Gally mengaku mulai berkeinginan membuat sepatu sendiri. Hingga akhirnya Gally menemukan tukang pembuat sepatu yang masih merintis dan mendapatkan harga yang terjangkau. Dari saat itu Gally mengakui, keinginannya untuk berbisnis sepatu kulit mulai kuat.
Gally yang setiap hari mengamen mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk mengumpulkan modal usaha. Penghasilannya harus dibagi untuk makan dan kehidupan sehari hari.
Dari hasil tabungannya, Gally berhasil mengumpulkan uang Rp 5 juta dari tabungannya sebagai pengamen. Dari saat itu Gally memulai usahanya di tahun 2011. Untuk membuat sepatu yang khas, ia mengaku sangat sulit untuk membentuk karakter yang kuat di sebuah item. Dari tahun pertama, akhirnya Gally mengeluarkan sepatu pertama dengan Brand Way Out yang kemudiam mendapat respon positif dan sukses memiliki banyak pelanggan.
Sebelum berkembang seperti sekarang dan memiliki kios sendiri, Gally memasarkan produknya secara online. Ia mengakui, pasar online dan relasi yang membuat Gally sukses membentuk pasar Sepatu Way Out yang dipasarkan pada kisaran Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
Tak puas lima tahun menggarap projek sepatu kulit dengan karakter untuk orang dewasa, Gally pun memperluas pasar ke segmen yang lebih muda. Hanya dengan modal penasaran dan coba coba, akhirnya Gally membuka brand baru yaitu Exodos di tahun 2016.
Dari saat itu Gally merasa bisnis sepatunya mulai dikenal luas. Gally menjelaskan, berawal dari kesukaannya terhadap tren old fashion di era 70-an, yang bisa membuat Gally mendesain bots dan vintage sneekers yang begitu khas dari karakter Exodos.
Gally menjelaskan di tahun keduanya menggarap brand Sepatu Exodos. Sepatu yang dibuatnya sengaja dibuat dengan desain yang kental akan nuansa retro. Sepatu yang di desain oleh Gally banyak dibuat dengan konsep sneakers sederhana yang dibuat dari kulit berwarna coklat gelap, hitam serta hijau tua yang tampak memikat dan terkesan jadul.
Soal desain sepatu, Gally mengaku berbagai desain sepatu yang ia buat lahir dari inovasi dan perkembangan fashion yang dia ulik. Tidak terjebak pada mode dan warna yang sedang booming, Gally lebih pilih untuk mempertahankan originalitas dengan warna warna kulit yang natural.