Jakarta– Setelah viral pada tahun 2015 dan 2016 di
Amerika bahkan hingga Indonesia, kini Flat Earth Society atau yang lebih dikenal
dengan Masyarakat Bumi Datar berkembang luar biasa di Indonesia di 2017 ini.
Pada kuartal akhir 2016 para aktifis Flat earth sempat
melakukan diskusi dan kajian ke Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN). Namun sangat disayangkan, masyarakat bumi datar ini mendapat cemooh dari
ketua LAPAN sendiri, yaitu oleh Prof. Thomas Djamaluddin. Alih-alih adanya kualitas
diskusi, masyarakat Bumi Datar dituding memberikan kisah dongeng dan Pseudo
Science.
Perdebatan bentuk bumi ternyata tidak mengurangi minat
masyarakat mencari tau kebenaran bentuk bumi sesungguhnya, namun justru malah
menambah jumlah para peminat teori klasik bentuk bumi tersebut.
Berdasarkan informasi, IFES yang merupakan kependekan
dari Indonesian Flat Eath Society, mencatat jumlah viewers setelah Amerika
Serikat untuk pembahasan teori bumi datar adalah Indonesia.
Dikutip dari sumber Telegram.com, bahwa per tanggal 26
Mei 2017, Indonesia merupakan negara urutan ke-1 pada Google Trend terkait
Flat Earth atau Bumi Datar.
Hal ini juga menandakan Indonesia merupakan satu-satunya
negara yang perhatian yang lebih untuk membahas mengenai bentuk bumi.
Hal ini sangat erat dengan adanya tayangan video pada
laman sosial media YouTube FE101 yang diunggah oleh seorang admin anonim BossDarling.
Dari video FE101 inilah banyak masyarakat yang mulai tertarik
untuk mengkaji lebih dalam masalah mengenai bentuk bumi dan segala macam
pembahasannya. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa orang.