Ada banyak sekali orang-orang dsekitar saya dan
sepertinya juga kamu yah, yang merasa kecewa “kenapa sih kok kita udah banyak
berbuat baik kepada orang lain, tapi kenapa ya sedikit sekali orang yang
menghargai perbuatan baik kita, bahkan mungkin ada banyak orang-orang disekitar
kita yang justru meludahi kita dengan perbuatan jahat” Nah itu dia! Jika memang
itu adalah permasalahan hidup yang sedang kamu alami saat ini, izinkan saya
untuk membedah bagaimana sih cara yang paling masuk akal untuk mengatasi
masalah yang menyakitkan hati seperti ini. Nah begini caranya!
Kalau kita bicara soal hidup, Tuhan yang maha kuasa
itu sudah memberikan banyak sekali petunjuk disekitar kita. Masalahnya, gak semua
orang peka. Percaya gak kamu, bahwa petunjuk Tuhan untuk masalah kita itu
sebenarnya ada disekitar kita. Teman-teman sadar gak sih, bahwa dalam hidup
kalian, kita setiap hari ibarat kata bercocok tanam. Tau gak sih? Kenapa kamu
bisa sakit hati? Sadar gak kenapa orang lain membalas dengan kejahatan ketika
kita sudah berbuat baik. Kenapa diri kamu harus sakit hati coba? “Lah gimana
sih, ya wajar dong saya sakit hati. Kan saya sudah melakukan perbuatan baik
sama dia, kenapa dia melupakan saya, kenapa dia jahat sama saya, salah saya
apa, gak adil, pokoknya saya ga terima”
Gini loh, kita selama ini sakit hati ketika
perbuatan baik dibalas perbuatan jahat oleh orang lain karena selama ini kita
lupa. Lupa bahwa hidup ini, ketika kita beramal baik dan buruk itu sama banget
loh seperti ketika kita sedang bercocok tanam. Sekarang coba bayangin, ini
penting loh, supaya kamu bisa mengobati diri kamu sendiri. Anggap saja kamu
seorang petani yang ingin menanam padi. Nah sekarang coba dijawab, ketika kamu
ingin melakukan panen padi, apa langkah pertama yang harus kamu lakukan?
Jawabannya yaitu menanam benih padi. Berikutnya, setelah kita menanam benih
padi di atas tanah, saya punya pertanyaan begini, apakah diri kamu berani jamin
bahwa semua padi yang sudah kita tanam tadi semuanya tumbuh seratus persen
dengan sempurna? Bisa kamu jamin itu? Ada gak seorang petani yang nanam
benihnya udah bagus, tapi tiba-tiba padi yang tumbuh itu jelek / dimakan hama?
Ada kan?
Nah itu juga sama teman-teman seperti ketika kita
hidup. Kita udah menanam amal baik, kita sudah bagus menolong orang banyak,
menolong orang lain secara ikhlas, tulus. Tapi apakah kita harus memaksa mereka
untuk menjadi orang baik pula sama kita? Kita gak berkuasa, teman-teman. Sama
seperti seorang petani tadi, dia tidak berkuasa untuk memastikan bahwa semua
padinya seratus persen panen sempurna. Paham gak nih? Udah mulai jelas kan? Di
tulisan sebelumnya saya sudah bilang bahwa ketika kita beramal baik, kita itu
seperti menanam benih. Amal baik apapun yang kita tanam saat ini, akan kembali
lagi kepada kita dikemudian hari di waktu yang tepat. Nah tapiiii! Ada tapinya
nih, jangan salah.. sama seperti halnya kita menanam padi tadi, gak semua amal
baik yang kita tanam itu akan dikembalikan baik oleh orang-orang yang kita
tolong kepada kita. Ada kalanya, seperti halnya padi yang panen gagal tadi. Ada
tuh orang-orang yang kita bantu tapi nyakitin kita, ada orang yang kita tolong
tiba-tiba melupakan kita. Sama seperti padi yang kita tanam tadi, kan ada dong
yang gagal panen, yang dimakan hama, yang gak bisa kita petik.
Nah kalau begitu, sebenernya hidup itu normal.
Mengalami peristiwa gagal panen. Tapi masalahnya, selama ini kita tuh cengeng.
Kita semua adalah petani cengeng. Diri kita cengeng! Kita pengen semua padi
yang ditanam itu panen, kita mau semua orang yang udah kita tolong harus baik
dong sama kita, gak boleh mereka sombong, gak boleh mereka jahat sama kita.
Saya bilang, pret!!! “loh kok pret?” emang siapa dirimu, emang siapa diri kita,
emang siapa sih kita, emang kita bisa gitu sepintar-pintarnya kita menanam
benih padi, kita bisa menjamin bahwa padi itu tumbuh seratus persen bagus. Gak
bisa! Kita juga gak bisa mengatur orang lain yang sudah kita tolong “eh lo
harus baik sama gue, karena gue udah nolongin lo” bisa gak kita mengatur
seperti itu? Gak bisa kan. Nah, setelah kita tahu bahwa hidup itu sama halnya
seperti bercocok tanam, ada berhasilnya, ada gagalnya.
Terus gimana cara kita menghadapi orang-orang yang
menyakiti kita? Nah, jawabannya sama seperti kisah petani dan penanaman benih
tadi, kita balik lagi. Sekarang coba jawab secara logis, misal kamu petani,
nanam benih ada yang gagal panen, kamu harus ngapain? Coba pikir.. “yang saya
pikirin pertama kali adalah saya harus memperbaiki jenis bibit yang saya tanam.
Mungkin, bibit yang saya tanam itu kurang bagus” betul! Coba deh, kalau kita
sudah berbuat baik kepada orang lain, lupakan hasil akhir apa balasan mereka
setelah kita melakukan kebaikan. Jangan! Jangan mikirin kalau dia harus balas,
dan harus baik sama kita juga. Yang harus kita pikirin, perbuatan baik apa yang
lebih baik yang bisa kita lakukan kepada mereka. Jadi, ganti fokusnya. Dari
yang tadinya mengharapkan balasan, kita ganti menjadi sebuah pertanyaan
perbuatan baik apa yang lebih baik yang bisa kita lakukan kepada mereka. “Lah
tunggu deh, mereka aja udah gak menghargai kita, kenapa kita harus berbuat baik
sama mereka” Sebentar, saya mau tanya. Kita semua berdosa gak? Coba pikirin
perbuatan dosa apa yang sering kamu ulangi. Apapun perbuatan dosa itu. Kita
semua itu makhluk berdosa, tapi kok Tuhan baik ya, masih ngasih kita rejeki,
kita masih bisa makan, masih bisa bernapas. Kok Tuhan masih baik ya sama kita,
padahal kita orang berdosa. Dari
situlah, sebenernya Tuhan ngasih petunjuk bahwa: Wahai manusia, jangan pikirin
kesalahan orang lain kalau mau berbuat baik, fokus saja berbuat baik. Sama
seperti Tuhan yang gak ngeliat dosamu, dosa kita udah banyak tapi rahmatNya,
kasih sayangNya-pun masih mengalir kan. Kalau Tuhan seperti itu, kenapa kita
sebagai manusia yang lebih hina dan lemah kok gakmau menjadi orang yang lebih
pemaaf. Ayo, berbuat baik aja. Tanam tuh benih sebanyak-banyaknya. Soal panen
gak usah dipikirin, serahin kepada Tuhan. Kenapa kita pusing?
Nah sekarang coba
praktekkan deh, mulai saat ini tanamlah amal baik, orang yang kita tolong bisa
jadi dia akan menolong kita dikemudian hari. Tapi, orang yang kita tolong belum
tentu kembali menolong kita. Kebaikan itu akan kembali belum tentu dari orang
yang sama, bisa jadi orang lain yang tidak kita kenal, yang tidak kita sangka.
Maka mulai sekarang fokus aja berbuat baik kepada siapapun, menolong seseorang
itu nikmat loh. Akan ada pertolongan dikemudian hari yang tidak bisa kamu
duga-duga menyelamatkan dan menolong diri kamu untuk keluar dari masalah. Coba
saja buktikan dan lihat hasilnya. Jika kamu terbantu dengan yang saya bagikan,
saya berkenan membaca cerita kamu di kolom komentar ya!