photo by : id.wikipwdia.org
Selamat Hari Kartini para perempuan dan kartini-kartini di seluruh penjuru Indonesi. dapat kita ketahui bahwa hari ini adalah hari lahirnya pahlawan emansipasi wanita yaitu R.A. Kartini. Apakah kalian tau dimana pahlawan ini dilahirkan? yup betul, pahlawan emansipasi ini dilahirkan di tanah Jawa khususnya Jepara. Kalian pasti tau bahwa Jepara memiliki segudang tempat wisata, dari wisata pantai hingga wisata bukit. dan harus kita ketahui pada jaman dahulu Indonesia dijajah oleh 5 Negara maju yaitu Spanyol, Portugis, Inggris, Belanda dan Jepang. Daerah Jepara pun tidak luput dari penjajahan juga. Jepara pernah didiami oleh Bangsa Portugis. Tidak percaya? kali ini kita akan membahas peninggalan Bangsa Portugis yang terkenal di Jepara sebagai tempat wisata Sejarah dan keluarga. Wisata tersebut adalah Banteng Portugis. Ada yang tau? yuk kita bahas bersama.
Benteng Portugis merupakan bangunan peninggalan pada masa kedudukan Bangsa Portugis saat di Indonesia, benteng ini terletak di Desa Banyumanis Kecamatan Donorojo atau lebih tepatnya 45 km di sebelah timur laut Kota Jepara. Untuk ke tempat ini kita dapat ditempuh dengan melewati jalan aspal yang berlubang, baik melalui kota Jepara atau dari kota Pati dengan melalui kecamatan Dukuhseti atau kecamatan Tayu. Dan hanya dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi karena tidak ada rute transportasi umum ke arah situs sejarah ini.
Dilihat dari letak geografisnya benteng ini terlihat sangat strategis. Pada zaman dahulu benteng ini digunakan untuk kepentingan militer maupun kepentingan yang lainnya yang berhubungan dengan kemaritiman. Benteng ini memiliki kemampuan tembakan meriamnya yang terbatas sampai 2 s/d 3 km. Benteng ini terletak di atas bukit batu di pinggir laut dan di depannya terhampar Pulau Mandalika, sehingga selat yang ada di depan benteng ini berada di bawah kendali Meriam Benteng sehingga sangat berpengaruh pada pelayaran kapal dari Jepara ke Indonesia bagian timur atau sebaliknya.
Tempat ini dulu merupakan tempat tinggal Bangsa Portugis yang pada masa itu mendiami Indonesia. Jadi Banteng ini digunakan pada masa kejayaan Sultan Agung Raja Mataram yang bekerja sama juga dengan Bangsa Portugis untuk mengusir Bangsa Belanda dari Batavia dalam jalur perairan karena pada saat itu Raja Mataram tidak memiliki armada laut yang kuat. Namun bangsa Portugis hanya sebentar menempati tempat ini dikarenakan banyaknya memakan korban dari Selat Mandalika. Mitosnya di selat Mandalika tersebut terdapat pusaran air yang sering memakan korban, khususnya bagi bangsa berkulit putih. menurut cerita turun-trmurun, hal tersebut sudah menjadi sumpah dari Siluman Bajul Putih yang dikalahkan oleh Ki Leseh.
Pada masa penjajahan Jepang, tempat ini kembali digunakan sebagai tempat pengintai laut. Dikaki bukit dibangun tembok pengintai kecil yang terdapat beberapa meriam. Menurut para pekerja paksa Jepang (Romusha), dibawah bangunan tersebut dibangun sebuah lorong yang langsung tembus ke pantai di bawah kaki bukit. Lorong ini digunakan untuk mempercepat kerja jika hendak turun ke pantai. Benteng ini dimanfaatkan Jepang sampai dia mengangkat kaki dari Nusantara. Setelah Indonesia mengecap Kemerdekaan, tempat ini dijadikan sebagai tempat wisata.
copyright by : https://id.wikipedia.org/wiki/Benteng_Portugis_(Jepara)